Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Terancam Batal, Airlangga CS Segera Terbang ke AS

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 12 Desember 2025 2 jam yang lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) pekan depan, di saat kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS terancam batal. Langkah ini diambil untuk memastikan proses finalisasi dokumen kerja sama tidak meleset dari target.

Airlangga menjelaskan, kunjungan tersebut berfokus pada penyelesaian legal drafting yang ditargetkan rampung bulan Desember ini, sesuai dengan joint statement yang telah disepakati kedua negara pada 22 Juli lalu. 

"Nama dokumennya [dokumen kesepakatannya] ART, Agreement on Reciprocal Tariff," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Mantan Menteri Perindustrian itu menjelaskan bahwa kesepakatan ini diharapkan menjadi payung hukum baru bagi hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Terkait isu hambatan nontarif (non-tariff barrier) yang kerap muncul dalam negosiasi, ia menegaskan tidak ada kendala substansial. Menurutnya, kesepakatan teknis sudah dicapai, dan saat ini yang tersisa hanyalah persoalan administratif.

"Non-tariff barrier tinggal ditulis saja. Yang jadi masalah [saat ini] karena belum ditandatangan," ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa kesepakatan di level pimpinan tertinggi, yakni antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump, sudah selesai dan tidak memerlukan negosiasi ulang secara langsung. 

"Itu sudah bagian dari joint statement [22 Juli] kemarin. Harapannya kita bisa selesaikan perundingan legal drafting-nya di bulan Desember ini," tegas Airlangga. 

Adapun, rencana finalisasi kesepakatan langsung ke Washington DC itu diambil usai Airlangga menggelar pertemuan virtual dengan pejabat Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR) pada Kamis (11/12/2025) malam. 

Sebelumnya, Reuters melaporkan kesepakatan dagang antara RI-AS yang diumumkan pada Juli 2025 terancam batal setelah Pemerintah Indonesia disebut menarik kembali sejumlah komitmen yang sebelumnya telah disepakati. 

Informasi tersebut disampaikan seorang pejabat AS pada Selasa (9/12/2025) yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim.

“Mereka [Indonesia] menarik kembali apa yang kami sepakati pada Juli,” ucap pejabat tersebut, tanpa memberikan rincian mengenai komitmen spesifik mana yang kini dipersoalkan dari Indonesia. 

Dalam pengumuman pada Juli lalu, kedua negara menyatakan bahwa Indonesia menyetujui penghapusan tarif untuk lebih dari 99% produk asal AS dan menghilangkan hambatan non-tarif bagi perusahaan AS. 

Sebagai imbalannya, AS akan membatalkan rencana kenaikan tarif untuk produk Indonesia dan menurunkannya menjadi 19% dari sebelumnya 32%.

Namun, kesepakatan ini kini dikabarkan berada di ambang kegagalan. Masalah terkait hambatan nontarif (Non-Tariff Measures/NTM) dan perdagangan digital dianggap menjadi hambatan struktural yang sulit diatasi oleh negosiator Indonesia.

Topik:

kesepakatan-dagang airlangga-hartarto tarif-trump amerika-serikat